TEKNIK BUDIDAYA DAN MANFAAT ALGA


Alga adalah tumbuhan tingkat rendah yang tidak berpembuluh dan termasuk dalam kelompok Thallophyta atau dikenal dengan tumbuhan bertalus. Tidak memiliki akar batang dan daun sejati tetapi hanya menyerupai saja hidup menempel pada substrat dengan menggunakan holdfast rerklorofil untuk fotosintesis dan juga mengandung pigmen lainnya. Pemanfaatan alga untuk menunjang kehidupan manusia telah banyak dilakukan didalam berbagai bidang baik pangan maupun sandang. Semua usaha pemanfaatan alga telah dilakukan baik sacara tradisional maupun intensif dalam berbagai aspek seperti dalam budidaya untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, juga di berbagai bidang industri, dalam skala kecil, industri rumah tangga dan dalam skala besar, pabrik dan lain-lain. Di bawah ini akan dibahas tentang bioekologi alga dan budidaya serta pemanfaatannya.

Manfaat Alga

  • Ekonomi

Alga sejak dahulu telah dimanfaatkan oleh manusia sebagai makanan dan obat-obatan. Dahulu kala di Cina alga digunakan sebagai jenis makanan istimewa dan disajikan kepada kaisar Cina. Demikian juga dengan di Jepang, orang jepang menganggap alga sebagai jenis makanan yang penting. Alga telah dimanfaatkan untuk di makan langsung sebagai lalapan, asinan, oleh manusia bahkan hewan ternak. Alga dijadikan bahan makanan karena mengandung komposisi utama sebagai bahan pangan yaitu karbohidrat. Sebagian besar karbohidrat terdiri sebagai bahan gumi, maka hanya sebagian kecil saja yang dapat diserap dalam pencernaan manusia, sehingga baik juga untuk di gunakan sebagai bahan diet makanan. Kandungan protein dan lemak juga sangat sedikit. Begitu pula dengan kandungan mineralnya, yang paling banyak terdiri dari natrium dan kalsium. Kadar airnya cukup besar terutama alga laut yaitu mencapai 80-90 persen. Kandungan gizi alga yang terpenting adalah pada trace element, khususnya yodium. Sehingga orang yang banyak mengkonsumsi alga laut terhindar dari penyakit gondok yang disebabkan karena kekurangan zat yodium.

Dalam dinding sel alga laut yang terdiri dari senyawa polisakarida yaitu selullosa yang mengandung bahan phycocholloid yang dapat diekstrak untuk dimanfatkan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, yaitu mengandung agar, karageenan dan asam alginat, yang dapat diekstrak untuk dipakai dalam industri makanan, tekstil, farmasi dan industri kertas, pupuk, dan lain-lain. Sehingga alga ini mempunyai nilai ekonomis.
Menurut Zaneveld (1956) dalam Kordi (2010) bahwa ada 56 jenis alga yang telah di manfaatkan di Indonesia, yang meliputi 16 jenis alga hijau, 9 jenis alga coklat dan 31 jenis alga merah. Selanjutnya Anggadiredja et al (1996) berhasil menginventarisir 61 jenis dari 27 famili rumput laut yang sudah bisa dijadikan makanan oleh masyarakat wilayah pesisir dan 21 jenis dari 12 famili yang telah digunakan sebagai obat tradisional. Dan ada 10 jenis alga paling banyak dibudidayakan di belahan dunia. Sedangkan Jenis alga yang dapat dimanfaatkansebagai bahan baku untuk pembuatan kertas adalah Ptilophora sp.

  • Ekologis

Secara ekologis alga laut merupakan mata rantai dalam siklus rantai makanan di perairan karena memproduksi zat-zat organik dan mensuplai oksigen, hasil akhir dari fotosintesis. Penahan substrat, dan sebagai penyaring air (Dawes 1981). Alga juga berfungsi sebagai bahan makanan dari berbagai jenis biota laut seperti antara lain ikan, limpet dan siput, juga sebagai tempat berlindung dan pembesaran. Manfat lainnya secara ekologis adalah memelihara keutuhan terumbu karang dengan cara melekatkan terus menerus berbagai potongan kalsium karbonat menjadi satu, sehingga dapat memperkuat kerangka terumbu karang dari kerusakan yang diakibatkan oleh gerakan ombak dan mencegah tertepisnya potongan-potongan individual dan terumbu ( Nybakken, 1992). Menurut Duxbury dan Duxbury, alga juga bermanfaat sebagai penghasil kapur yang berguna bagi pertumbuhan karang di daerah tropis (Kumampung, dkk, 2009).

Dalam masalah global saat ini mengenai pencemaran di darat laut maupun udara, mengantisipasi semua itu alga dapat dijadikan alternative dalam pemecahan masalah tersebut. Masalah pencemaran dilaut oleh logam-logam berat telah dilakukan. Beberapa spesies alga mampu mangadsorpsi ion-ion logam. Baik dalam keadan hidup maupun dalam bentuk sel mati (biomassa) Beberapa laporan mengemukakan bahwa gugus fungsi yang terdapat di dalam alga mampu melakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama adalah gugus karboksil, hidroksil, sulfudril, amino, iomodazol, sulfat, dan sulfonat yang terdapat didalam dinding sel dalam sitoplasma. Sedangkan masalah pencemaran udara salah satu penyebab karena tingginya Carbondioksida di udara sehingga mengakibatkan meningkatnya pemanasan bumi, melalui budidaya alga masalah emisi gas carbon akan teredam sehingga akan terjadi pengurangan karbondioksida lewat proses fotosintesis.

Teknik Budidaya Alga

Begitu banyaknya manfaat alga sehingga banyak dieksploitasi dan lebih banyak diambil dari alam sedangkan kebutuhan akan alga cukup besar sehingga produksinya tidak memenuhi kebutuhan yang ada. Untuk mengantisipasi hal itu semua maka perlu adanya usaha budidaya alga untuk mendapatkan produksi yang maksimal. Budidaya merupakan langkah yang paling tepat dalam usaha meningkatkan produksi alga, sehingga diharapkan kebutuhan akan alga dapat terpenuhi sesuai dengan yang diharapkan, suplai alga dapat lebih lancar, teratur baik dalam jumlah maupun mutunya. Dalam usaha budidaya ada banyak permasalahan yang dihadapi termasuk masalah lokasi kelayakan budidaya. Pemilihan lokasi budidaya yang tepat merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk melakukan kegiatan usaha budidaya rumput laut atau alga laut yang berkelanjutan. Banyak factor yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi budidayaalga laut ini (Mubarak et.al. 1990 dalam Radiarta, 2007).

Lokasi budidaya yang baik adalah didaerah teluk atau perairan yang setengah terbuka dengan pergerakan arus air dan gelombang yang tidak terlalu keras. Untuk budidaya didasar (Bottom Cultur) dasar perairan harus diperhatikan terutama jenis substratnya haruslah sesuai dengan speises alga yang akan dibudidayakan.Juga kualitas perairan haruslah sesuai untuk pertumbuhan alga. Masalah biologi alga seperti bibit, pemilihan bibit yang baik atau bibit unggul, yang tahan terhadap hama dan penyakit. Dari segi transportasipun harus diperhatikan terutama dalam hal pemasaran nanti.

Pemilihan Jenis dan Bibit Unggul

Jenis alga yang ada di wilayah laut nusantara kita cukup banyak temasuk yang mempunyai nilai ekonomis. Seperti jenis alga carragenophyt (tanaman yang mengandung karagenan) dan jenis agarophyt (tanaman yang mengandung agar-agar). Umumnya kedua jenis alga tersebut telah banyak mendapat perhatian untuk diolah atau dikembangkan melalui teknik budidaya. Pemilihan jenis alga yang akan dibudidayakan sangat tergantung pada produk akhir yang diinginkan. Jika yang diinginkan hasil akhirnya adalah agar, maka pilihlah alga jenis agarophyt seperti Gelidium, Gracilaria, Pterocladia sp dan Acanthopeltis japonica dan Ahnfeltia plicata. Apabila produk akhir yang diinginkan adalah karaginan maka pilih jenis alga yang jenis caragenophyt seperti Gigartina, Hypnea dan Eucheuma.

Apabila hasil akhir yang diinginkan adalah asam alginate maka alga yang akan dibudidayakan adalah kelompok alga coklat seperti Sargassum sp, Turbinaria sp, Dictyota sp dan lain-lain. Dan dalam pemilihan jenis alga untuk dibudidayakan harus melihat juga keadaan thallus alga tersebut yang diambil adalah bibit unggul yang memenuhi beberapa persyaratan yang baik seperti ; keasdaan fisik alga, harus kuat dan tahan terhadap cuaca buruk terutama terhadap ombak, untuk menghindari terjadinya kerontokan. Alga ini juga harus memiliki pertumbuhan harian (daily growth rate) yang cukup baik agar produkktivitasnya akan tinggi. Selain itu juga alga harus yang bebas atau tahan terhadap hama dan penyakit. Salah satu ciri bibit alga yang baik contohnya pada alga jenis Eucheuma spinosum warnanya kemerah-merahan, dengan duri dan percabangan yang lebih banyak (Winarno, 1990).

Metoda Budidaya

Metoda budidaya alga dapat dilakukan dalam beberapa cara yang paling sederhana atau tradisional adalah menanam atau membudidayakan alga di tempat asalnya dengan cara menebarnya di sekitar perairan tempat tumbuhnya yaitu pada substrat alami berupa tanah berpasir atau batu karang mati yang ada. Sedangkan yang telah menggunakan teknologi yang lebih baik lagi memanfaatkan bahan-bahan yang ada seperti tali rafia, botol aqua untuk pelampung. Dan yang lebih maju lagi adalah dengan memanfaatkan material sebagai alat bantu budidaya alga yang lebih baik lagi seperti menggunakan bola pelampung, tali nylon dan jaring dari bahan polyetilen bahkan kerangka besi dan lain-lain hasil teknologi.

Hama dan Penyakit

Penyebab timbulnya hama dan penyakit pada alga adalah sebagai berikut:

  1. Perubahan suhu perairan yang ekstrim ; suhu perairan yang tinggi (lebih dari 31 oC) ; akibat panas matahari dan kurangnya pengadukan perairan oleh arus dan gelombang suhu yang rendah (dibawah 26 oC) ; akibat cuaca dingin oleh hujan pasokan air tawar
  2. Salinitas yang rendah akibat hujan atau limpasan air tawar dari sungai
  3. Pencemaran lingkungan seperti limbah industri
  4. Turunnya kandungan nutrien
  5. Musim spawning

Tanda- Tanda Serangan Hama dan Penyakit

  1. Ujung thallus memutih
  2. Pangkal dan batang thallus terdapat bintik putih
  3. Terdapat jamur di thallus, Thallus menjadi kurus, Ujung patah dan luka
  4. Kulit thallus terkelupas
  5. Warna berubah menjadi pucat akibat kehilangan pigmen warna
  6. Rontok karena patah-patah , Warna rumput hitam
  7. Kerdil dan pertumbuhan lambat

Penanggulangan Hama dan Penyakit

  1. Penggunaan jaring yaitu jaring yang digunakan hendaknaya bersih dari macam kotoran yang menempel dan bebas dari bakteri atau mikroorganisme lainnya.
  2. Metode kejut yaitu penggunaan bahan-bahan yang mengkilap seperti cd dan kertas warna-warni.
  3. Metode bunyi yaitu penggunaan botol-botol kecil agar menimbulkan bunyi
  4. Metode tenggelam yaitu menurunkan rumput laut beberapa cemtimeter dari kedalaman sebelumnya.
  5. Controling dan membersihkan dari epifit lain yang menempel pada jarring maupun pada alga yang di budidayakan dengan cara yaitu mengoyang-goyang rumput laut.
  6. Panen
  7. Penggantian jenis/strain bibit dan penggantian metode penanaman.
  8. Pembersihan sarana dan lokasi budidaya
  9. Pembatasan jumlah areal budidaya

Peralatan dan Waktu Panen

Pada waktu memanen alga harus disesuaikan dengan pasang surut dan keadaan musim yang terjadi pada saat panen sedangkan peralatan yang harus di siapkan dalah :

  1. Perahu angkut  pada sistem apung dan tanam dasar
  2. Rakit apung  pada sistem tanam dasar
  3. Pisau atau gunting
  4. Karung atau kantong jaring
  5. Terpal
  6. Baju pelampung
  7. Sepatu karet
  8. Tongkat pengait

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.