TEKNIK PEMBENIHAN IKAN LELE


Pemeliharaan Induk Ikan Lele

  1. Induk dipilih yang tidak ada cacat dan bentuk tubuh normal serta berumur > 1 tahun dengan bobot minimal 700 gram/ekor.
  2. Induk dipelihara dikolam pada kedalaman air 1-1.5 m dengan kepadatan 20 ekor/m2.
  3. Induk jantan dan betina di pisahkan.
  4. Pakan yang di berikan berprotein > 30-32 % dengan jumlah pemberian pakan 1-2 %/hari
  5. Frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari.

Pemilihan Induk Lele Matang Gonad

Sebelum melakukan pemilihan induk matang gonad dilakukan penjaringan untuk menangkap induk kemudian satu persatu di tempat kan pada bak plastik untuk diseleksi, semua ikan yang matang gonad ditampung didalam bak pemberokan.

  1. Ciri-ciri fisik induk lele betina matang gonad (siap pijah) yaitu : induk betina ditandai dengan bentuk perut yang gendut dan bila diraba terasa lembek dan lubang genital berwarna kemerahan.
  2. Ciri-ciri fisik induk jantan matang gonad (siap pijah) yaitu : induk jantan ditadai dengan papila yang berwarna kemerahan dan memiliki panjang melewati pangkal sirip dubur. Ikan jantan dan betina paling bagus terseleksi (matang) di tampung dalam bak pemberokan yang dilengkapi dengan penutup.

Pemijahan Ikan Lele

Pemijahan buatan (induce breeding).

  1. Induk lele jantang dan induk lele betina tidak berasal dari satu keturunan induk jantang yang digunakan bobot minimal 700 gr/ekor sebanyak satu ekor sedangkan bobot induk betina minimal 700gr/ekor minimal 4 ekor.
  2. Pemijahan ini menggunakan hormon ekstrak pituitary/hopofisa atau hormon peransang seperti Ovaprim hipofisa ikan mas, HCG atau yang lainya dengan dosis 0,2 ml/kg induk. Penyuntikan dilakukan satu kali secara intra muscular yaitu pada bagian punggung ikan. Rentang waktu antara penyuntikan denga ovulasi telur 10-14 jam bergantung pada suhu inkubasi induk.
  3. Induk betina yang sudah ovulasi di tandai dengan perut yang bertambah besar dan lembek apabila diurut bagian perutnya telur akan keluar.
  4. Sebelum induk betina di striping terlebih dahulu dilakukan pengambilan sperma jantan yaitu dengan membedah jantan dan diambil kantung sperma. Kantung sperma yang baik adalah ukuran yang cukup besar dan berwarna putih susu, kantung sperma kemudian di potong kecil-kecil lalu dicampur dengan larutan fisiologis (NaCl 0,9%) dengan perbandingan 1 : 50-100. Hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan dan pengenceran sperma adalah tidak boleh ada air karena dapat mengatifkan sperma.
  5. Induk betina yang telah ovulasi kemudian di striping dengan mengurut bagian telur dan kemudian telur ditempatkan dalam wadah yang kering.
  6. Pembuahan dilakukan dengan mencampur telur dan sperma secara merata kemudian ditambahkan air untuk mengaktifkan sperma sambil diaduk.
  7. Telur yang telah dibuahi kemudian ditebar merata pada hapa penetasan.
  8. Kemudian telur akan menetas 30-36 jam setelah pembuahan.

Pemijahan alami/semi alami

  1. Memasangkan induk jantan dan induk betina sebanyak 1 pasang/bak kemudian memberi kakaban ( ijuk yang sudah di ikat) sebanyak 4 buah/bak.
  2. Wadah pemihahan dapat berupa bak plastik atau tembok dengan ukuran 2×1 m dengan ketinggian air 15-25 cm.
  3. Menutup bak secara baik sehingga induk yang sedang di pijahkan tidak meloncat keluar bak dan proses pemijahan akan terjadi setelah 12-15 jam setelah pencampuran induk jantan dan induk betina, hal ini di tandai dengan menempelnya telur di kakaban.
  4. Proses selanjutnya adalah memindahkan kakaban ke bak penetasan atau dapat juga mengankat induk dari bak pemijahan, penetasan telur sebaiknya di air yang mengalir dan pemberian aerasi untuk suplai oksigen.
  5. Mengembalikan induk paska pemijahan kekolam induk.
  6. Pemijahan semi alami dilakukan dengan menyuntik induk betina hormon estrak pituitary/hipofisa atau hormon peransang Ovaprim hipofisa ikan mas, HCG atau yang lainya sebanyak 0,2 ml/kg. Induk betina dan jantan kemudian dicampur dalam astu wadah pemijahan dengan perbandingan 1 : 1.
  7. Proses pemijagan semi alami hampir sama dengan pemijahan alami.
  8. Kemudian telur akan menetas 30-36 jam setelah pembuahan.

Penetasan Telur Ikan Lele

  1. Ikan lele merupakan salah satu ikan yang memiliki telur dengan sifat adhesive yaitu setelah proses pengerasan cakang nya telur bersifat lengket sehingga mudah menempel pada subtrat. Untuk pemijahan buatan penetasan telur setelah pembuahan dilakukan dengan menebar telur secara merata di hapa sehingga telur ikan tidak menumpuk pada salah satu sudut /tempat tertentu yang akan menyebabkan permukaan telur akan kekurang aoksigen sehingga telur akan menjadi mati. Sedangkan untuk pemijahan alami/semi alami menggunakan kakaban.
  2. Untuk penetasan telur ikan lele pada kisaran suhu 27-30oc penetasan akan memakan waktu 24-30 jam.
  3. Derajat pembuahan ikan lele pada kondisi kualitas air yang baik berkisar antara 50-80%.
  4. Derajat penetasan ikan lele berkisar antara 40-70%.
  5. Pemanenan larva ikan lele yang sudah menetas dilakukan dengan menyerok larva ikan dengan serok halus.

Pemeliharaan Larva Dalam Hatchery (Larva 1-2 Cm)

  1. Pemeliharaan larva lele biasanya dilakukan dalam hatchery diruangan tertutup (indor).
  2. Wadak pemeliharaan dapat berupa akuarium, fiber glass, bak semen, bak kayu atau bak plastik.
  3. Wadah pemeliharaan di sesuaikan dengan jumlah larva yang akan di tebar dan kepadatan larva adalah 20-30 ekor larva/liter.
  4. Pakan alami yang akan diberikan adalah cyste ertemia atau moina beku, pengaturan pemberian pakan alami ikan air tawar yang lain (addlibitum).
  5. Penetasan cyste artemia dilakukan dalam corong penetasan selama kurang lebih 24 jam dalam air bersalinitas 25-30 ppt.
  6. Selama masa pemeliharaan setiap pagi dilakukan penyiponan bertujuan untuk membuang kotoran artemia yang tidak termakan dan larva yang mati.
  7. Pergantian air dilakukan pada hari ke empat atau kelima masa pemeliharaan tergantung kondisi air selanjutnya dilakukan 2 hari sekali.
  8. Kelangsungan hidup larva sampai umur 4 hari bisa mencapai 80-90%.
  9. Perkembangan larva ikan lele pada umur 1-3 hari larva ikan belum membuka mulutnya serta alat pencernaannya belum sempurna pada hari ke empat larva ikan lele mulai makan, hal tersebut dapat dilihat pada perut larva yang berwarna kemerahan berisi artemia/moina.
  10. Setelah benih berumur 4-5 hari siap untuk di panen.

Pendederan Lele Dikolam

  1. Hal yang terpenting dalam pendederan sebelum dilakukan penebaran benih adalah persiapan kolam yang meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar kolam dan pembuatan caren saluran tengan kolam.
  2. Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan cara pembalikan tanah dasar kolam, diratakan dengan pembuatan caren/kemalir dengan kemiringan 0.5–1% kearah pintu pengeluaran.
  3. Setelah pengolahan dasar kolam tanah selesai selanjutnya dilakukan pemupukan, pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 100-250gr/m2 sedangkan pengapuran dilakukan dengan menggunakan kapur hidup (CaO) dengan dosis 60gr/m2.
  4. Pengeringan kolam dilakukan selama 3 hari kemudian dilakukan pengisian air secara bertahap sampai ketinggian 90 cm. Sebelum benih ditebar dilakukan pemantauan kualitas air yang meliputi parameter O2 terlarut ,pH, kecerahan dan suhu air sebagai persiapan akhir.
  5. Penebaran benih dilakukan pada hari ke delapan dari awal persiapan kolam penebaran ini dilakukan pada pagi hari atau sore hari dengan maksud untuk menghindari panasnya terik matahari yang biasa membuat benih ikan menjadi stres.
  6. Larva yang ditebar berukuran 0,3-0,5 cm dengan padat penebaran 200-300 ekor/m2 (sudah kuat ditebar didalam kolam sejak umur 5 hari pemeliharaan).
  7. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 3 kali/hari yaitu pagi, siang dan sore.

Tabel Tingkat Pemberian Pakan (Feeding Rate) Dan Ukuran Pakan Untuk Pendederan Benih Lele.

Ukuran Benih (gr) Jumlah Penberian Pakan Jenis Ukuran Pakan (mm)
1-7 Blinded Feeding Tepung 0,2-0,6
8-14 30-40% Crumbel 1 0,8-1,5
15-30 20-30% Crumbel 1 0,8-1,5
30-50 10-20% Crumbel 2 1,5-2,4

 

 

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.