TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT


Rumput laut merupakan salah satu kekayaan laut yang dapat dikembangkan an menjadi komoditi yang berharga dan memiliki nilai jual yang tinggi. Oleh karena itu cara budidaya rumput laut & cara pengolahannya menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kemajuan budidaya rumput laut serta membantu para petani agar mendapatkan keterampilan teknik budidaya rumput laut yang baik guna mendapatkan hasil yang maksimal.

Rumput laut yang dikembangkan atau dibudidayakan untuk membuat agar adalah jenis dari Gracilaria sp; jenis ini termasuk dalam kelas Rhodophyta atau alga merah. Beberapa warga daerah di Indonesia telah membudidayakan dan mengkonsumsi rumput laut ini dan dikenal dengan berbagai nama lokal seperti sango sango, bulung sangu, dongi dongi dan lain – lain. Ada beberapa species rumput laut daru marga Gracilaria yang lazim dikembangkan dan dikonsumsi. Adapun cara budidaya rumput laut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut.

  • Teknik Budidaya Rumput Laut

Adapun usaha pembudidayaan atau pertanian rumput laut dapat dikembangkan dengan beberapa metode atau cara menanam rumput laut. Metode dasar dilakukan dengan menggunakan tambak dengan menebarkan bibitrumput laut pada dasar tambak. Sedangkan metode lepas dasar dilakukan dengan mengikatkan bibit rumput laut pada tali yang kemudian dipancangkan pada patok atau pasak; metode lepas dasar ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan rakit sebagai penggati tiang pancang atau patok.

Metode dasar merupakan metode yang sangat cocok untuk budidaya rumput laut karena lebih mudah dikelola dan dikontrol seperti halnya teknik pertanian lain budidaya rumput laut metode dasar juga memerlukan pemupukan sebagai sumber nutrisi untuk perkembangan tanaman yang dibudidayakan. Pupuk yang digunakan adalah jenis pupuk yang berfungsi untuk menaikkan kandungan nitrogen, phosphat dan kalium. Pupuk dengan bentuk pelet akan lebih efektif untuk memupuk lahan rumput laut.

Pemeliharaan tambak dilakukan dengan cara menggati air setiap tiga hari sekali; hal ini dilakukan untuk mempertahankan kadar garam serta kandungan nutrisi air dimana rumput laut tumbuh dan dikembangkan. Keberadaan gulma atau tanaman lain juga harus diperhatikan agar tidak mengurangi asupan nutrisi bagi rumput laut yang dibudidayakan.

Pemanenan rumput laut dilakukan setelah tanaman berumur 45 hingga 60 hari kondisi air terkait dengan kesuburan atau kandungan nutrisi serta salinitas air akan sangat berpengaruh pada umur panen dari rumput laut. Rumput laut yang sudah cukup matang dapat dipetik sebagai hasil panen; sedangkan rumput laut yang masih muda dapat digunakan sebagai bibit untuk musim tanam selanjutnya. Mengetahui cara budidaya rumput laut dan cara pengolahannya menjadi hal yang sangat penting agar mendapatkan hasil panen yang maksimal.

  • Persyaratan umum

Tahap awal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan budidaya gracilaria dalam tambak, antara lain adalah keadaaan tambak yang akan digunakan (termasuk dasar tambak sebagai substrat), kualitas air dalam tambak dan sekitarnya, serta bibit tanaman baik mengenai jenis dan kualitasnya.

  • Keadaan Tambak

Keadaan dasar tambak yang paling ideal adalah pasir yang mengandung lumpur atau tanah yang mengandung pasir dengan sedikit lumpur. Perlu diusahakan supaya dasar tambak tidak terlalu banyak mengandung lumpur (ketebalan lumpur maksimal 15 sampai 20 cm) dan bila dipandang perlu dapat dilakukan pengurasan lumpur.

Tambak harus bersih dari tanaman lain yang dapat membusuk terutama yang dapat meningkatkan derajat keasaman dasar tambak. Derajat keasaman (pH) dasar tambak berkisar antara 6 sampai 9 dan yang paling ideal adalah sekitar 6,8 sampai 8,2. Untuk mengurangi keasaman dapat dilakukan terlebih dahulu “penebaran kapur”.

Tambak harus memiliki saluran air yang baik dan bersih (tidak terlalu banyak mengandung lumpur) serta setiap petak tambak diusahakan memiliki 2 (dua) buah pintu air yang akan berfungsi sebagai pintu-pintu untuk air masuk dan air keluar.  Pasang-surut air laut harus mempengaruhi kondisi air di dalam tambak untuk melakukan pergantian air. Gelombang atau arus air di dalam tambak (sebagai akibat angin atau pengaruh pasang surut) diupayakan tidak terlalu besar sehingga tidak mengakibatkan berkumpulnya tanaman pada suatu tempat tertentu. Akan tetapi gelombang dan arus air di dalam tambak harus cukup untuk memberikan gerakan bagi tanaman. Pematang tambak supaya diusahakan cukup rapih dan dapat digunakan sebagai sarana jalan dalam pengelolaan tambak dan atau dapat difungsikan pula sebagai tempat penjemuran hasil panen dengan menggunakan alas.

  • Kualitas Air
  1. Salinitas air berkisar antara 12o/oo – 30o/oo dan yang ideal sekitar 15o/oo – 25o/oo,
  2. Suhu air berkisar antara 18°C sampai 30°C dan yang ideal sekitar 20°C sampai 25°C.
  3. pH air dalam tambak berkisar antara 6 sampai 9 dan yang ideal sekitar 6,8 sampai 8,2.
  4. Air tidak mengandung lumpur sehingga kekeruhan (turbidity) air masih cukup bagi tanaman untuk menerima sinar matahari.
  • Bibit

Tanaman yang dipilih untuk bibit adalah gracilaria yang pada usia panennya memiliki “kandungan agar-agar” yang cukup tinggi dan memiliki “kekuatan gel” yang tinggi pula. Pemeriksaan di laboratorium oleh pakar sebelum tanaman dijadikan bibit dapat membantu memilih bibit yang baik dan dapat mencegah menyebarnya bibit yang berkualitas rendah. Bagian tanaman yang dipilih untuk bibit adalah thallus yang relatif masih muda dan sehat yang diperoleh dengan cara memetik dari rumpun tanaman yang sehat pula dengan panjang sekitar 5 sampai 10 cm. Dalam memilih bibit perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Thallus yang dipilih masih cukup elastis
  2. Thallus memiliki banyak cabang dan pangkalnya lebih besar dari cabangnya
  3. Ujung thallus berbentuk lurus dan segar
  4. Bila thallus digigit/dipotong akan terasa getas (britel)
  5. Bebas dari tanaman lain (epipit) dan kotoran lainnya.
  • Cara Tanam

Tambak yang keadaan dan kualitas airnya sudah memenuhi syarat dibersihkan dari kotoran.
Tambak dikuras dengan mengeluarkan dan memasukan air laut pada saat pasang- surut sehingga air yang ada dalam tambak merupakan air segar (baru). Bibit ditanam dengan cara menebarkannya secara merata di dalam tambak pada saat keadaan cuaca cukup teduh yaitu pada pagi hari atau sore hari kepadatan bibit untuk 1/ha :

  1. Pada penanaman pertama ditebar sekitar 1 ton bibit/ha apabila pada panen pertama laju pertumbuhan perhari (DGR) tidak kurang dari 3% atau hasil panen basah sekitar 4 kali berat bibit yang ditanam maka pada penanaman kedua dapat ditebar dengan kepadatan menjadi 2 ton/ha.
  2. Apabila DGR dapat mencapai di atas 4% atau hasil panen basah sekitar 6 kali berat bibit yang ditanam maka pada penanaman berikutnya dapat ditebar bibit sehingga kepadatan mencapai sekitar 3-4 ton bibit/ha.
  3. Kedalaman air dalam tambak harus diatur sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman dan juga meningkatkan isi kandungan dari tanaman untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a). pada 4 minggu pertama air dalam tambak supaya dipertahankan pada kedalaman sekitar 30 sampai 50 cm dengan tujuan agar pertumbuhan cabang lebih cepat ; (b). pada minggu kelima sampai minggu keenam atau ketujuh air dipertahankan pada kedalaman sekitar 50 sampai 80 cm dengan tujuan memperlambat pertumbuhan cabang sehingga tanaman dapat meningkatkan isi kandungan.

Pada musim kemarau suhu air di dasar tambak diusahakan supaya tidak terlalu tinggi dan apabila suhu air di atas normal maka kedalaman air di dalam tambak perlu ditambah sehingga suhu di dasar tambak dapat dipertahankan pada kondisi normal.

  • Pemupukan

Seperti pada tanaman lain rumput laut gracilaria juga memerlukan nutrisi pada pertumbuhannya seperti nitrogen, phosphat dan kalium serta oksigen. Penggunaan pupuk dalam budidaya ini akan tergantung kepada kualitas nutrisi di dalam air tambak untuk itu dianjurkan dilakukan analisis kualitas air tambak untuk mengetahui kandungan nitrogen, phosphat dan kalium. Hasil analisa tersebut dapat digunakan untuk menetapkan jumlah pupuk yang perlu digunakan. Pada prinsipnya pada empat minggu pertama tanaman memerlukan lebih banyak nutrisi nitrogen sedangkan dua atau tiga minggu sebelum panen tanaman memerlukan lebih banyak nutrisi phosphat. Kendala yang dihadapi dalam pemupukan adalah seringnya perggantian air di dalam tambak karena itu pupuk dalam bentuk pelet relatif lebih efektif karena dapat melepas nutrisi secara bertahap. Apabila di dalam tambak mudah tumbuh alga hijau maka hal ini menunjukkan bahwa kandungan nitrogennya sudah cukup. Dari hasil pengamatan maka dianjurkan bahwa pada 4 minggu pertama diperlukan sekitar 10 kg/ha pupuk yang banyak mengandung nitrogen dan ditebar secara bertahap. Sedangkan untuk 2 sampai 3 minggu berikutnya diperlukan sekitar 5 kg/ha pupuk yang lebih banyak mengandung phosphat yang ditebar secara bertahap penebaran lebih tepat dilakukan pada saat setelah dilakukan penggantian air tambak.

  • Memilih Lahan Budidaya

Memilih lahan untuk membudidayakan rumput laut merupakan salah satu hal mendasar dalam cara budidaya rumput laut memilih lokasi yang tepat sesuai dengan sifat dan kebutuhan rumput laut merupakan hal yang sangat penting terkait dengan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Secara alami rumput laut hidup melekat pada pasir karang ataupun substrat lain pada kedalaman 10 hingga 15 m di bawah permukaan laut. Salah satu tips sederhana yang cukup penting adalah memilih lokasi dengan konsentrasi garam laut sekitar 12o/oo – 30o/oo dapat menjadi lokasi yang tepat untuk budidaya rumput laut.

  • Perkembangbiakan Rumput Laut

Dengan mengetahui cara budidaya rumput laut dan cara pengolahannya maka petani rumput laut dapat memaksimalkan hasil budidaya serta melakukan pengolahan dengan standar kualitas yang baik guna mendapatkan hasil penjualan yang maksimal. Salah satu dasar dari metode pembudidayaan rumput laut adalah mengetahui cara perkembangbiakan rumput laut juga berkembang dengan dua cara yaitu secara tidak kawin dan kawin.

Dua metode perkembangbiakan rumput ini akan menjadi dasar pengetahuan untuk pembibitan rumput laut yang baik dan ada beberapa cara atau metode perkembangbiakan tidak kawin dengan cara vegetasi atau penyetekan, konjugasi atau peleburan dinding sel serta penyebaran spora. Sedangkan cara perkembangbiakan secar kawin adalah dengan perkawinan antar gamet.

  • Pengolahan Hasil Panen Rumput Laut

Rumput laut yang baru saja dipanen harus dicuci terlebih dahulu agar terbebas dari kotoran yang menempel setelah itu rumput laut dapat dikeringkan dengan cara dijemur langsung di bawah sinar matahari. Penjemuran dapat dilakukan dengan alas gedek, bambu ataupun bahan lain yang memungkinkan sebagai alas penjemuran. Pengeringan sebaiknya dilakukan sampai dengan kadar air sekitar 12%. Kondisi tersebut ditandai dengan rasa sakit yang terasa pada telapak tangan jika rumput laut kering diremas.

Sedangkan di musim hujan proses pengeringan dapat dilakukan dengan mengangin-anginkan rumput laut panenan dalam rak dengan ketebalan sekitar 5 hingga 8 cm. Teknik pengeringan dengan cara diikat dan digantung juga dapat dilakukan sebagai alternatif lain. Penggunaan alat pengering yang menghembuskan udara panas dapat menjadi solusi paling efektif guna mengeringkan rumput laut di musim hujan. Kemudian rumput laut kering diayak agar terbebas dari butiran garam serta kotoran yang menempel. Kemudian rumput laut siap dikemas dengan menggunakan plastik atau karung dan dipasarkan.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.